Selamat Datang di Blog Pribadi Saya. Terima kasih atas kunjungan Anda. Silahkan sampaikan komentar, kritik, serta saran Anda pada bagian yang telah Saya sediakan.

Surat Palsu MK - Masyhuri Hasan Tak Jadi Datang ke DPR

Selasa, 12 Juli 2011

JAKARTA, KOMPAS.com - Tersangka kasus dugaan pemalsuan surat jawaban putusan Mahkamah Konstitusi, Masyhuri Hasan, tak jadi menghadiri panggilan Panja Mafia Pemilu di parlemen. Mabes Polri tidak memberi izin.
"Hasan tidak jadi datang. Pembatalan dilakukan oleh Kapolri. Panja Mafia Pemilu sangat menyayangkan sekaligus mempertanyakan mengapa Polri tidak mengizinkan Hasan datang ke Panja," ujar Anggota Panja Mafia Pemilu, Abdul Malik Haramain, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (12/7/2011).
Menurut Malik, Polri mengirim penyidik Bareskrim Mabes Polri sebagai ganti kehadiran Hasan. Ia berpendapat, kehadiran penyidik tidak efektik. Panja membutuhkan keterangan Hasan, bukan penyidik. Hasan adalah saksi kunci. Namanya disebut-sebut di setiap alur kronologis kasus tersebut.
"Hasan akan digantikan oleh penyidik. Kami kira tidak bisa demikian. Kami kan akan meminta konfirmasi Hasan terkait semua ini. (Kehadiran Hasan) tidak bisa digantikan penyidik. Kalaupun penyidik datang, pasti hanya akan melaporkan perkembangan terkait pemeriksaan Hasan. Tidak bisa dia gantikan posisi Hasan sebagai kunci kasus ini," imbuhnya.
Hasan adalah saksi kunci kasus dugaan pemalsuan surat putusan MK. Namanya disebut oleh sejumlah pihak yang telah memberikan keterangan di hadapan Panja. Menurut tim investigasi MK, Hasan diketahui mengopi berkas surat jawaban panitera MK yang dibuat pada 14 Agustus 2009. Berkas surat yang isinya tak sesuai dengan amar putusan MK itu lalu dicetak dan diberi tanggal serta nomor surat dengan tulisan tangan. Ia pun mengambil hasil pemindaian (scan) tanda tangan panitera MK Zainal Arifin Hoesein yang terdapat di dalam komputer MK kemudian membubuhkannya ke surat itu.
Hasan, seperti diungkapkan dalam laporan tim investigasi, kemudian menuju kediaman mantan Hakim Konstitusi Arsyad Sanusi. Kepada tim, ia mengaku mendapat telepon dari anak Arsyad, Neshawaty, yang meminta datang ke Apartemen Pejabat Negara di Kemayoran. Ia kemudian menyerahkan kopi berkas surat jawaban panitera MK itu kepada Arsyad yang saat itu diketahui juga tengah bersama Dewi Yasin Limpo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright 2010-2011 mr giepie All Rights Reserved.
Template Design by CSATLZone | Published by Jambi Law Club | Powered by Blogger.com.